Yogyakarta, 30 April 2012
Asslamualaikum Wr. Wb
Yang saya hormati, Ketua Umum PMII Cabang D.I.Yogyakarta,
Yang saya hormati, Ketua Komisariat PMII UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta,
Yang saya hormati, segenap tamu undangan dan
peserta Pelatihan Kader Madya (PKM) PMII Komisariat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Sahabat-sahabat yang berbahagia;
Marilah pada kesempatan yang baik dan Insya
Allah, penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat
Allah SWT karena kepada kita masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat
kekuatan, dan semoga nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya
kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara
tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena pada malam hari ini
dapat bersama-sama menghadiri acara “Inagurasi
dan Penutupan Pelatihan Kader Madya (PKM) PMII Komisariat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta”.
Saya juga mengajak sahabat-sahabat se-pergerakan
sekalian untuk menghaturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya
Allah, termasuk kita-kita semua sampai akhir zaman.
Sahabat-sahabat
PMII yang sangat saya banggakan;
Sejak
Tahun 1960 sampai hari ini, PMII terus tumbuh menjadi organisasi yang
memproduksi kader secara terus-menerus. Dengan berlandaskan Islam Ahlusunnah
wal jamaah sebagai landasan teologinya, sudah seharusnya PMII sebagai
organisasi pergerakan mampu “mendayung” ditengah rotasi zaman yang serba
kompleks dan berubah secara terus-menerus.
Sahabat-sahabat;
Membangun negara dan bangsa dengan populasi penduduk
-+ 230 juta orang, letak geografis yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan kompleksitas permasalahan dan tantangan yang kita hadapi tidak semudah
membalik telapak tangan. Kita tahu semuanya itu diperlukan tekad yang membaja,
kerja keras, persatuan dan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks
ini, saya berharap, PMII betul-betul menjadi motor penggerak, menjadi agent of change dan agent of development menuju kebangkitan
dan masa depan bangsa yang lebih baik.
Sejak kelahirannya, pada tahun 1960, kemudian 3, 4,
5 tahun negara kita mengalami prahara politik. Dan PMII telah menunjukkan
jasanya yang luar biasa. Demikian juga, sepanjang perjalanan. Oleh karena itu,
kita tidak boleh hanya membanggakan prestasi masa lampau tapi mesti mengukir
prestasi-prestasi terbaru di masa depan.
Sahabat-sahabat
Peserta PKM / Pelatihan Kader Madya PMII Komisariat UIN Sunan kalijaga
Yogyakarta yang saya banggakan;
Membangun
paradigma gerakan memang sulit, bahkan sesulit membaca kenyataan yang
semestinya menjadi pijakan paradigma itu. Gerakan manapun yang dibangun tanpa
landasan kenyataan hanya akan menjadi korban sejarah atau, katakanlah, tidak
pernah menjadi struktur apalagi sebuah peradaban.
Paradigma
yang baik adalah paradigma yang mampu menjadikan sejarah sebagai bahan penyusun
yang dipadukan dengan kenyataan hari ini. Sejarah memiliki peranan penting
dalam penyusunan paradigma gerakan karena sejarah menyimpan masa lalu sebagai
pijakan untuk menyusun masa kini dan masa depan. Jadi, dengan mengkombinasikan antara
sejarah dan real-life hari ini, kita
akan mampu membaca kenyataan secara baik dan benar sehingga kita tidak akan
terjebak dalam kenyataan mediatik yang manipulatif dan menyesatkan.
Dengan
selalu berangkat dari kenyataan real,
kita akan mampu menangkap struktur apa yang saat ini sedang bergerak dan
gerakan yang kita jalankan akan mampu memutus roda-gila (free-wheel)
peradaban yang hegemonik.
Sahabat-sahabat
PMII yang saya hormati dan saya banggakan;
Memang,
saat ini orang selalu berfikir instan dan hanya mau melihat hasil tanpa mau
melihat bagaimana sebuah proses terjadi untuk mewujudkan utopia. Sehingga
benturan pertama bagi sebuah paradigma untuk berjalan adalah dampak
jangka-pendeknya. Atau dengan kata lain, problem survival menuntut kita untuk meninggalkan pikiran-pikiran panjang
kita. Paradigma gerakan harus mampu berkayuh di antara gelombang panjang dan
gelombang pendek agar gelombang panjang tetap terkejar dan gelombang pendek
tidak cukup kuat untuk menghancurkan biduk kita yang rapuh.
Sahabat-sahabat
peserta PKM / Pelatihan Kader Madya PMII Komisariat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang saya banggakan;
Paradigma
menempati posisi yang sangat penting dalam gerakan sebagai pemandu-gerak.
Diawali dengan pembacaan realitas masalah yang demikian kompleks, maka
paradigma harus mencerminkan masalah sebenarnya yang tengah dihadapi oleh kita
semua sebagai komunitas besar "bangsa" Indonesia. Tanpa diawali
dengan pembacaan semacam ini, perdebatan paradigma pasti akan terjebak ke dalam
logosentrisme yang sia-sia.
Sahabat-sahabta
yang saya cintai dan saya banggakan;
PMII,
selama 52 tahun usianya telah
menghantarkan generasi berikut menuju tangga gerakan yang lebih tinggi. PMII
tetap menjadi bagian dari tata peradaban bangsa yang memiliki kontribusi
pembangunan yang tak dapat dielakkan.
Oleh
sebab itu, paradigma gerakan PMII sudah seharusnya ditujukan untuk kemajuan (progress) komunitas besar dari mana ia
berasal. Kemajuan dalam pengertian "naik-kelas" dari komunitas yang tidak
dapat berbuat apa-apa, menjadi bersuara dan didengar oleh orang lain.
Dari
situlah kerja-kerja gerakan adalah kerja-kerja sistem peradaban itu sendiri,
sehingga para kader PMII memiliki gerakan dengan tingkat survival yang tinggi dan
tidak terjebak dalam kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh sistem yang hendak
diubahnya.
Sahabat-sahabat
peserta PKM / Pelatihan Kader Madya PMII Komisariat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang saya hormati;
Akhirnya, PMII ke depan teruslah menjadi pelopor,
pembaharu, dan satu elemen yang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dengan pesan dan harapan itu, melalui sarana PKM /
Pelatihan Kader Madya maka sekali lagi, saya mengucapkan selamat melakukan konsolidasi
kaderisasi secara nasional. Semoga apa yang sahabat-sahabat lakukan dapat memberikan
kontribusi yang maha dahsyat, bukan hanya kepada PMII sendiri, bukan hanya kepada
keluarga besar Nahdlatul Ulama, bukan hanya kepada umat Islam, tetapi juga
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.
Sekian,
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamualaikum Wr.Wb