Bila dilihat dari sisi jumlah piala yang telah
dimenangkan, Liverpool dapat dianggap sebagai tim paling sukses di Inggris. Hal
itu karena The Reds merupakan juara terbanyak Divisi Satu Inggris
selama 18 kali, dan juga di ajang Piala Eropa/Liga Champions selama 5 kali.
Sayangnya tim ini belum pernah sekalipun merasakan gelar juara sejak Liga
Primer Inggris dimulai.
Tetapi kalau peringkat di klasemen Liga Primer
hingga sekarang ini yang menjadi patokannya, maka fans Liverpool dapat menjadi
optimis kalau tahun ini akhirnya akan menjadi waktu di mana trofi juara
domestik di Inggris akan bermarkas kembali di Anfield.
Sama seperti klub saingannya Manchester United,
Liverpool juga sarat dengan sejarah, tragedi, dan prestasi. Sehingga ada
masanya sepakbola Inggris identik dengan tim merah dari daerah Merseyside ini.
Selain The Beatles, klub ini menjadi hal lain
yang membanggakan bagi kota Liverpool. Tetapi apakah The Beatles mempunyai
sepuluh fakta menarik yang menghiasi The Reds? Mari kita simak
fakta-fakta tersebut di bawah ini.
1. Sejarah Liverpool sebagai sebuah klub sepakbola berawal
pada suatu hari di tahun 1892 saat terjadi perselisihan antara Everton yang
menyewa lapangan Anfield dengan John Houlding yang saat itu menjadi pemilik
stadion Anfield. Houlding ingin menaikkan biaya sewa dari £100 ke £250 per
tahun. Hal itu ditolak Everton dan mereka akhirnya pindah ke stadion baru di
Goodison Park. Houlding yang tak mau melihat lapangannya tak terpakai, akhirnya
malah memutuskan untuk membentuk sebuah tim sepakbola sendiri yang akan memakai
Anfield. Tim baru yang lahir pada 15 Maret 1892 itu akhirnya diberi nama
Liverpool Football Club.
2. Liverpool sejak pertama kali terbentuk telah selalu
bermarkas di Anfield. Stadion itu sendiri dibangun tahun 1884 dan berada di seberang
Stanley Park. Tribun yang paling terkenal di Anfield tentunya adalah The Kop
yang dinamakan berdasarkan sebuah bukit di propinsi Kwazulu-Natal, Afrika
Selatan bernama Spion Kop. Bukit tersebut menjadi terkenal karena menjadi ajang
pertempuran antara Lancashire Regiment yang kebanyakan berasal dari Liverpool
dengan kaum Boer di Perang Boer Kedua. Nama The Kop itu diberikan oleh editor
olahraga Liverpool Echo Ernest Edwards. Sekarang selain Liverpool, banyak tim
sepakbola lain yang menamakan tribun mereka The Kop juga. Antara lain Sheffield
United, Leicester City, Coventry City, dan Sheffield Wednesday.
3. Pada awalnya warna seragam Liverpool bukanlah merah
seperti sekarang ini, melainkan biru dan putih. Baru sejak 1894, warna merah
mulai digunakan sebagai warna seragam dan putih untuk celana. Akhirnya sejak
1964, semua pemain Liverpool mengenakan warna merah dari seragam, celana, dan
kaos kaki. Menurut seorang legenda Liverpool Ian St. John dalam otobiografinya,
ini terjadi saat manajer saat itu Bill Shankly merasa merah akan memberikan
keuntungan psikologis bagi mereka. Shankly makin yakin timnya harus mengenakan
warna merah setelah melihat salah satu pemainnya Ronnie Yeats terlihat lebih
garang dalam balutan seragam dan celana merah. St. John kemundian mengusulkan
kepada Shankly agar kaos kakinya juga berwarna merah.
4.
Obor yang berada di logo Liverpool sekarang,
ditambahkan untuk mengenang 96 suporter yang tewas saat Bencana Hillsborough.
Kemalangan itu terjadi pada 15 April 1989 saat berlangsungnya pertandingan
semi-final Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest. Terlalu banyaknya
penonton yang hadir membuat bagian tribun yang diperuntukkan bagi fans
Liverpool menjadi sangat padat dan mereka pun akhirnya menjadi sangat
berdesak-desakan dan tidak bisa keluar karena masih dihalangi oleh pagar kawat
yang tinggi. Akibatnya banyak yang mengalami sesak napas dan meninggal.
Pertandingan pun dihentikan enam menit setelah dimulai karena banyaknya
penonton yang mencoba memanjat pagar untuk menghindari kepadatan itu. Kejadian
ini membuat seluruh stadion di Inggris diubah menjadi stadion yang hanya
memiliki tempat duduk dan pagar yang memisahkan penonton dengan lapangan
dihilangkan.
5. Walaupun Liverpool mempunyai sejarah yang gemilang
dengan prestasi mereka di lapangan. Sebagian diantaranya menjadi ternoda karena
hooliganisme dari para suporternya. Hal itu menjadi puncaknya pada 29 Mei 1985
ketika terjadinya Bencana Heysel. Heysel menjadi stadion tempat
dilangsungkannya final Piala Eropa antara Liverpool melawan Juventus. Satu jam
sebelum pertandingan dimulai, sebagian besar kelompok suporter Liverpool
menerjang pagar yang memisahkan mereka dengan suporter Juventus dan kemudian
menyerang para fans Bianconeri. Hal itu membuat
para suporter Juve berlarian mundur untuk menghindari serangan dan terpojok di
tembok stadion. Tembok itu akhirnya roboh dan menimpa penonton lain yang berada
di bawahnya. Situasi kemudian menjadi kacau balau, dan wasit memutuskan untuk
terus melanjutkan pertandingan untuk menghindari kerusuhan lebih lanjut lagi.
Peristiwa ini mengakibatkan hilangnya nyawa 39 orang yang kebanyakan merupakan
suporter Juventus dan juga skorsing bagi semua klub Inggris untuk tidak
mengikuti semua kompetisi Eropa yang diadakan UEFA. Skorsing itu akhirya baru
dicabut di musim 1990-91.
6. Ian Callaghan adalah pemain yang tampil paling banyak
bagi Liverpool sebanyak 857 kali dalam karir yang berlangsung selama 19 musim
di Anfield. Legenda lainnya Ian Rush memegang rekor sebagai pemain yang paling
banyak mencetak gol bagi Liverpool dengan 346 gol. Sedangkan Phil Neal
merupakan pemain yang paling banyak menjadi juara di Liverpool karena ia telah
berhasil memiliki medali pemenang sebanyak 20 buah. Rekor Neal ini juga
bertahan bagi Inggris sebelum dipecahkan musim lalu oleh Ryan Giggs dari
Manchester United.
7. Kemenangan terbesar yang pernah dicatat oleh Liverpool
terjadi pada 1974 saat mereka menghancurkan Stromsgodset IF dengan skor akhir
11-0. Tetapi mereka juga pernah tampil buruk sekali dan mengalami kekalahan
terbesar ketika digebuk Birmingham City 1-9 20 tahun sebelum kemenangan
terbesar Liverpool terjadi.
8. Lagu kebanggaan yang selalu dinyanyikan para penonton
di Anfield dan fans Liverpool di seluruh dunia berjudul You’ll
Never Walk Alone (YNWA) yang aslinya merupakan sebuah lagu di drama
musikal Carousel. Lagu itu dinyanyikan pertama kali di
Anfield saat band Gerry and the Pacemakers yang juga berasal dari Liverpool
berhasil mencapai nomor satu di jenjang tembang berkat lagu itu. Suporter yang
ikut bernyanyi saat lagu-lagu dari jenjang tembang itu diputar tidak berhenti
menyanyikan YNWA mesikipun lagu itu sudah tidak masuk daftar lagi. Sejak itulah
tradisi menyanyikan lagu tersebut di Anfield lahir. Lagu yang sama juga
kemudian diadopsi oleh pendukung klub lain seperti Glasgow Celtic, Hibernian,
Feyenoord Rotterdam, dan FC Twente.
9. Kepemilikan Liverpool sekarang berada di tangan dua
orang Amerika Serikat Tom Hicks dan George Gillett sejak 6 February 2007 ketika
mereka membeli saham terakhir dari ketua sebelumnya David Moores. Hubungan
antara Hicks dan Gillett kemudian dilaporkan memburuk sehingga membuat Dubai
International Capital tertarik untuk menjadi pemilik Liverpool. Setahun
sebelumnya, Liverpool telah mendapatkan izin untuk membangun stadion baru di
Stanley Park. Tetapi desain stadion baru itu diubah setelah masuknya Hicks
& Gillett dan kini pembangunan stadion menjadi tertunda karena adanya
krisis finansial yang melanda global dunia.
10. Kemampuan
Liverpool untuk terus bermain dan pantang menyerah sangat terlihat di dalam dua
pertandingan final yang mereka hadapi. Saat final Piala FA 2006 melawan West
Ham United berlangsung, Liverpool dengan cepat tertinggal 1-2 dalam waktu 32
menit pertama. Skor berubah lagi menjadi 3-2 bagi West Ham hingga akhirnya
kapten Steven Gerrard mencetak satu gol di menit perpanjangan waktu terakhir
yang merubah skor 3-3 yang harus diakhiri lewat adu penalti. The
Reds akhirnya menjadi juara setelah kiper Pepe Reina mampu memblok
tendangan penalti 3 pemain West Ham. Final lainnya terjadi di ajang Liga
Champions 2005 melawan AC Milan di Istanbul, Turki. Menjelang turun minum,
Liverpool telah kebobolan 0-3. Lalu, The Reds
mampu menyamakan kedudukan dengan mencetak tiga gol juga di babak kedua. Hasil
seri itu bertahan hingga peluit akhir dan memaksa diadakannya adu penalti lagi.
Kali ini pahlawan Liverpool adalah penjaga gawang Jerzy Dudek yang berhasil
menepis tendangan penalti terakhir Andriy Shevchenko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulisan ini adalah hasil kesimpulan bacaan dari beberapa sumber media> Monggo silahkan berkomentar. Salam